Welcome to My Blog

Mari kita berbagi bercerita, bermimpi tanpa batas dan berusaha mewujudkannya, menjadikannya nyata dan benar-benar nyata

------------

------------

------------

------------

Esai Duta Bahasa Nasional 2013

Wednesday, March 26, 2014



Mengawinkan Bahasa Indonesia, Budaya, dan Era Globalisasi
Oleh : Rico Ryano – Duta Bahasa D.I.Yogyakarta
Duta Bahasa Nasional 2013
Kongres Bahasa Indonesia X
Jakarta, 28-31 Oktober 2013

            Bahasa Indonesia adalah salah satu kekayaan paling berharga yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Negara ini dapat memperoleh kemerdekaan karena fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, mempersatukan pemahaman, ide, dan komitmen para pemuda pada masa itu yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan budaya. Tanpa adanya Bahasa Indonesia bisa saja semangat untuk bersatu melawan penjajahan tidak akan terwujud secara nyata. Pemuda pendahulu kita memperjuangkan Bahasa Indonesia dengan darah mereka dan sudah saatnya kita sebagai pemuda Indonesia masa kini memperjuangkan Bahasa Indonesia dengan semangat dan rasa bangga sebagai bangsa yang memiliki Bahasa Indonesia.
            Apabila kita memperhatikan perkembangannya pada masa kini, Bahasa Indonesia mulai tergeser dengan adanya bahasa asing maupun bahasa pergaulan sehari-hari. Anak muda zaman sekarang terkesan lebih bangga karena mahir berbahasa asing atau lancar menggunakan bahasa gaul yang jauh dari kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Hal ini dipengaruhi oleh informasi yang masuk sudah tidak dapat dikontrol lagi, semua orang dari berbagai kalangan dapat dengan mudah mengakses informasi dari luar, yang kemudian mempengaruhi pola pikir, karakter, dan berujung pada perubahan budaya yang prosesnya walaupun perlahan namun pasti akan terjadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa era globalisasi menjadi salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh pemuda-pemudi masa kini untuk tetap mempertahankan identitasnya sebagai Bangsa Indonesia.
            Membentengi masuknya informasi dari luar memang bukan menjadi solusi yang tepat, karena agar negara ini juga dapat maju dan dipandang oleh negara lain, salah satunya adalah dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin dari negara di luar sana, yang kemudian dijadikan sebagai pemacu untuk terus belajar, berkembang, dan maju pesat. Perlu disadari bahwa memang seharusnya ada penyaring khusus untuk seluruh akses masuknya informasi tersebut, namun penyaring yang paling ketat berasal dari diri kita sendiri yang berawal dari kuatnya komitmen, karakter nasionalisme, dan rasa bangga yang tinggi sebagai Bangsa Indonesia yang berbudaya dan berbudi pekerti luhur. Hal yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengawinkan antara Bahasa Indonesia, budaya, dan era globalisasi itu sendiri. Bukan menjadi bagian yang terpisah, namun menjadi kesatuan yang saling mendukung satu sama lain.
            Anak muda zaman sekarang begitu dekat dengan aktivitas di sosial media, bahkan bisa kita katakan hal ini sudah menjadi budaya anak muda di seluruh dunia. Berbagai macam akun pribadi seperti Facebook, Twitter, Youtube, Path, maupun Blog dibuat khusus dan dimiliki oleh setiap orang. Tanggap dengan perkembangan zaman, memperkenalkan kembali Bahasa Indonesia dan budaya asli Bangsa Indonesia dapat disampaikan melalui media-media sosial tersebut. Hal ini dirasa akan lebih efektif karena walaupun sederhana, namun maksud dan tujuannya dapat langsung disampaikan pada masing-masing individu dalam waktu yang relatif singkat, akan tetapi dampaknya berjangka panjang dan berkelanjutan. Akses yang dilakukan juga tidak terbatas hanya untuk rakyat Indonesia, namun juga dapat dengan mudah diakses oleh warga negara asing, dari negara lain di luar sana.
             Bahasa daerah itu pasti, Bahasa Indonesia itu harus, dan bahasa asing itu perlu. Bahasa daerah itu pasti karena bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia itu harus, harus senantiasa kita jaga dan kita gunakan karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang diakui sebagai bahasa negara, sebagai pemersatu bangsa, meruntuhkan tirani untuk saling memahami maksud dan tujuan yang disampaikan walaupun adanya perbedaan daerah maupun suku. Bahasa asing itu perlu, karena kita juga perlu mampu berbahasa asing untuk memahami apa yang terjadi di luar sana dan juga perlu untuk memperkenalkan Indonesia di  kancah internasional. Globalisasi mempermudah kita untuk berinteraksi dengan siapa saja, mendekatkan jarak, dan menghilangkan selisih waktu. Apabila kita mampu mengemas bahasa kita menjadi lebih menarik dan mudah diterima tanpa merusak kaidah-kaidahnya melalui sosial media, maka tujuan kita untuk senantiasa menjaga, melestarikan, dan mengenalkan kekayaan tak ternilai ini ke seluruh dunia akan terwujud.
            Begitu juga halnya dengan budaya. Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam, bahkan setiap daerah pasti memiliki kesenian yang menjadi ciri khasnya. Meliput secara khusus kebudayaan tersebut kemudian dibagikan secara massal melalui sosial media menjadi sarana yang sangat menjanjikan untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya kita ke suluruh dunia. Sehingga menjadi perhatian khusus untuk terus menjaga eksistensi budaya tersebut. Tidak hanya menjadi tanggungjawab kita sebagai Bangsa Indonesia, namun juga menjadi tanggungjawab dunia untuk menjaganya tetap lestari.
            Tidak perlu nanti, namun sekarang hal tersebut dapat kita lakukan, realisasi aksi nyata bukan wacana, dengan memanfaatkan sarana media sosial sebagai produk globalisasi, kita juga secara langsung dapat menjaga serta melestarikan bahasa dan kebudayaan asli yang kita miliki. Jangan sampai kita melupakan darimana kita berasal, jangan sampai kita melupakan budaya yang kita miliki, dan jangan sampai kita melupakan bahasa yang mempersatukan kita. Bangga sebagai bangsa yang memiliki Bahasa Indonesia sebagai bahasanya, bangga sebagai bangsa yang senantiasa mampu menjaga budaya leluhurnya, dan bangga sebagai Bangsa Indonesia.  
Akun terkait: @DubasNasional
           

           
           

0 comments:

Post a Comment

About

My photo
Founder of L-Men Community Yogyakarta, Health Education Division LMenJogja, International active member of American Association of Petroleum Geologist, Junior Geologist, Semifinalist LOTY 2014, Duta Bahasa Nasional 2013, Amateur Graphic Designer, Poet, Violinist and Pianist, Professional Male Model
 

Translate